AMT Pertamina Tetap Salurkan BBM di Tengah Tantangan Banjir dan Longsor

10 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Awak Mobil Tangki (AMT) PT Pertamina (Persero) terus menunjukkan dedikasi tinggi dalam menjaga suplai energi bagi masyarakat, meski dengan waktu tempuh yang cukup lama.

Salah satu AMT Pertamina, Riki Margiono sempat menunggu di sisi jalur Sungai Penuh selama 16 jam saat mengantar BBM ke Kabupaten Kerinci, Jambi.

Jarak sejauh 223 kilometer, yang biasanya ditempuh hanya sekitar 6 jam, pada kondisi bencana banjir dan longsor di Sumatra Barat ini berimbas menjadi sekitar 48 jam perjalanan, karena ruas jalan yang dilaluinya terkena banjir dan tanah longsor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau jalan banjir tinggi, kami harus menunggu surut. Kami cuma duduk aja, harus gimana lagi," jelas Riki saat ditemui di Integrated Terminal Teluk Kabung, Padang dikutip Minggu (7/12).

Pekan sebelumnya, saat terjadi banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat, Riki termasuk awak mobil tangki (AMT) Pertamina, yang dikelola anak usaha, PT Elnusa Petrofin, yang sempat terjebak kala mengantarkan BBM.

Bersama 15 AMT lainnya, Riki menunggu hingga banjir sedikit surut. Pertama kali menunggu, Riki masih mendapatkan bantuan nasi bungkus dari tim Rescue Pertamina yang bergerak menyusulnya.

Ketika banjir surut dan dapat dilewati, di tengah jalan Riki kembali terhenti karena terimbas jalan longsor. Sehingga ia kembali bermalam di tengah jalan, menunggu bantuan alat berat untuk membuka jalan.

Memikirkan perjalanannya yang panjang, Riki sering teringat keluarganya yang ada di Padang. Keluarganya juga terdampak banjir, namun Riki sempat mengabari dan memastikan keadaan keluarganya baik-baik saja.

"Mengantar BBM sudah menjadi tugas saya, jadi saya pastikan BBM sampai di SPBU karena sudah banyak masyarakat menunggu. Ketika sampai, rasa khawatir saya berubah menjadi bahagia. Saya melihat masyarakat senang melihat mobil truk yang saya bawa masuk ke SPBU," ujarnya berkaca-kaca.

Di tengah kondisi cuaca ekstrem, banjir, dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra Barat, para AMT Pertamina menunjukkan dedikasi luar biasa untuk memastikan pasokan energi tetap tersedia bagi masyarakat.

AMT menghadapi rute yang terputus, badan jalan yang amblas, hingga genangan banjir yang tinggi. Namun AMT tetap bergerak menembus medan sulit demi menjaga suplai BBM ke SPBU dan fasilitas vital lainnya.

AMT Pertamina lainnya, M Aidil Dzakwan yang bertugas menyalurkan BBM di wilayah terdampak bencana Sumatera Barat, mengisahkan perjalannya dalam mengembankan tugas mengantarkan energi. Ia bersama AMT lainnya harus melewati jalur ekstrim tebing Sitinjau Lauik.

Jalur ini terkenal terjal dengan belokan curam. Selain kondisi jalan yang perlu diwaspadai, kini jalurnya pun ramai karena menjadi jalur utama menuju Bukittinggi, Payakumbuh, dan sekitarnya.

"Untuk para AMT yang menyalurkan BBM ke pelosok ke luar kota maupun dalam kota kita tetap safety dan jaga keselamatan dan Kesehatan di jalan. Kita sebagai driver harus tetap semangat walaupun kena hujan, kena panas, kena macet, longsor, banjir, yang namanya petugas kita harus jalani dengan senang hati,"katanya.

Aidil juga menyemangati rekan sesama AMT lainnya untuk terus menjalankan tugas mengantar BBM sampai ke SPBU. Walaupun jalur yang mereka lalui cukup menantang bagi pengendara karena sering mengalami bencana banjir, longsor dan kecelakaan.

"Ayo semangat, pantang menyerah dan tetap berjuang untuk masyarakat. Kita melayani dengan sepenuh hati," ucapnya.

Area Manager Communication, Relations, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, mengatakan Pertamina terus mengupayakan pengiriman BBM dilakukan dengan mengikuti standar keselamatan yang ketat.

Setiap pergerakan mobil tangki dipantau melalui koordinasi antara Integrated Terminal, depot setempat, AMT, pihak berwenang, dan Road Traffic Control (RTC) yang siaga 24 jam.

"AMT kami selalu mendapatkan briefing keselamatan, termasuk pembaruan informasi jalur yang aman. Keselamatan tetap nomor satu, namun komitmen menjaga suplai energi juga menjadi tanggung jawab moral bagi kami," jelas Fahrougi.

Selama masa bencana, Pertamina terus menjaga ketersediaan BBM di SPBU, mendukung kebutuhan BBM untuk alat berat pembersihan material longsor, kendaraan darurat, hingga suplai ke wilayah yang terisolasi.

"AMT tetap menjalankan distribusi di tengah bencana menjadi wujud nyata peran Pertamina dalam menyediakan energi, terutama di saat masyarakat membutuhkan. Mereka adalah garda terdepan dalam menjaga keandalan pasokan energi bagi masyarakat," tandas Fahrougi.

(inh)

Read Entire Article
Korea International