Afghanistan Sudah Bobol 8 Kali, Timnas Indonesia U-17 Menang Lagi?

1 week ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Timnas Indonesia U-17 akan menjalani laga terakhir fase grup Piala Asia U-17 2025 dengan menghadapi Afghanistan yang sudah kebobolan delapan kali.

Tak ada beban berat lagi bagi anak asuh Nova Arianto pada laga terakhir. Kemenangan atas Korea Selatan dan Yaman pada pertandingan sebelumnya telah berbuah tiket ke perempat final sekaligus kepastian bermain di Piala Dunia U-17 2025.

Masih tersisa satu pertandingan melawan Afghanistan. Ada tekanan untuk meraih tiga poin layaknya laga pada umumnya, namun tentu tak seberat jika ditarget harus menang karena tiket ke perempat final atau ke Piala Dunia U-17 belum di tangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Afghanistan sejauh ini merupakan kesebelasan kontestan Piala Asia U-17 dengan catatan selisih gol terburuk. Belum pernah mencetak gol dan sudah delapan kali bobol. Statistik itu menempatkan wakil Asia Tengah itu di bawah 15 negara lain yang ikut dalam perhelatan kali ini.

Dibanding juru kunci di grup lain, Afghanistan tak berdaya. Thailand yang ada di peringkat keempat Grup A kalah dua kali, namun bisa mencetak dua gol dan kebobolan tujuh kali.

Sementara Australia yang untuk sementara menempati peringkat buncit di Grup B sudah meraih satu poin, mencetak satu gol, dan kebobolan tiga kali. Australia bahkan masih punya kesempatan lolos ke perempat final.

Iran sama dengan Australia. Untuk sementara ada di posisi terbawah Grup D, skuad muda Team Melli itu masih bisa melaju ke perempat final setelah meraih satu poin, mencetak tiga gol, dan kemasukan empat kali.

Melihat kekuatan Afghanistan yang tampak lemah, Timnas Indonesia U-17 sebaiknya tak lengah. Ada sederet alasan yang membuat Garuda Asia tak bisa memandang lawan dengan sebelah mata karena ada bukti perlawanan dari tim junior Singa Khurasan.

Afghanistan bisa berada di Piala Asia dengan status juara grup pada fase kualifikasi mengalahkan Filipina, Bangladesh, Kamboja dan Makau.

Pada sesi kualifikasi tersebut, Afghanistan menyarangkan 23 gol dan kebobolan tiga kali. Ini menunjukkan anak asuh Elias Ahmad Manuocher punya potensi berbahaya.

Ketika kalah 0-2 dari Yaman, Afghanistan menghasilkan 14 tembakan dengan perincian 10 off target, dua on target, dan dua kena blok. Penguasaan bola dalam laga tersebut terbilang seimbang, 50 berbanding 50.

Sementara Timnas Indonesia saat bertemu Yaman melepaskan 13 percobaan yang empat di antaranya berbuah gol.

Pada laga melawan Korea, Afghanistsan dipermak enam gol tanpa balas. Dalam pertandingan itu Afghanistan menampilkan permainan yang lebih terbuka ketimbang saat I Putu Panji dan kawan-kawan menghadapi tim muda Taegeuk Warriors.

Penguasaan bola Afghanistan saat bertemu Korea mencapai 45 persen, sementara Indonesia hanya 32 persen. Hal itu berimbas pada 29 tembakan Korea dan enam gol yang bersarang di gawang Afghanistan.

Afghanistan juga bisa melepaskan enam percobaan tembakan ke gawang Korea dengan perincian empat meleset dan dua tepat sasaran. Sementara Indonesia memiliki lima peluang, dengan dua tembakan melenceng, satu diblok, satu ditahan kiper, dan satu gol.

[Gambas:Video CNN]

(nva/jal)

Read Entire Article
Korea International