7 Buah yang Pernah Ada di Dunia Namun Kini Menghilang

5 hours ago 5
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Ada banyak jenis buah dan sayur yang pernah ditemukan di dunia. Tapi, tak seperti yang sering kita lihat saat ini, beberapa buah dan sayur justru perlahan lenyap tanpa jejak. Apa saja?

Alpukat, tomat, hingga bawang-bawangan boleh jadi masih populer hingga saat ini. Kesemuanya punya sejarah panjang sejak pertama kali ditemukan hingga jadi populer di tengah masyarakat.

Namun, cerita yang berbeda terjadi pada beberapa buah dan sayur tertentu. Tak seperti alpukat dan lain-lain yang terus populer, beberapa buah dan sayur berikut justru menghilang perlahan dan tak lagi dicari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut daftar buah dan sayur yang dulu pernah ada tapi sekarang lenyap, melansir List Verse.

1. Silfium

Silfium (Silphium integrifolium) merupakan tanaman herbal yang banyak digunakan bangsa Romawi sebagai alat kontrasepsi, untuk menyembuhkan penyakit, hingga membumbui makanan.

Mereka percaya bahwa tanaman ini merupakan tanaman ajaib yang dapat menyembuhkan demam, menggigil, mual, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri, dan masih banyak lagi.

2. Matoa

Pohon tava (Pometia pinnata) dapat ditemukan di Sri Lanka dan beberapa negara Asia Tenggara. Ukurannya dapat bervariasi dari 12 meter (m) hingga 21,5 m.

Pohon ini menghasilkan bunga yang berpotensi menjadi buah, yang dikenal sebagai buah matoa. Proses menjadi buah dapat memakan waktu hingga tiga bulan. Jika sudah matang, maka buah dapat dimakan.

Dulunya, buah ini merupakan makanan pokok penduduk asli di kepulauan Pasifik. Saat ini, beberapa pohon tava masih ditemukan di kepulauan Pasifik.

3. Skirret

Ilustrasi sayur dan buah-buahanIlustrasi. Ada beberapa buah yang pernah populer pada masanya tapi kini hilang. (Picjumbo)

Sebelum kentang, dunia mengenal skirret (Sium sisarum). Skirret merupakan salah satu tanaman umbi-umbian utama yang dikenal di seluruh Eropa pada masanya.

Tanaman ini berasal dari China. Namun, orang Romawi Kuno yang pertama kali mencatat sayuran ini.

Sekilas, skirret akan terlihat seperti wortel panjang berwarna putih. Skirret juga banyak digunakan sebagai obat untuk mengatasi masalah pencernaan dan saluran kencing.

4. Pir ansault

Pir ansault (Pyrus communis) dibudidayakan di Prancis dan mulai berbuah pada tahun 1863 silam. Pir ansault dianggap sebagai pir dengan kualitas terbaik.

Pir ansault memiliki ukuran yang lebih besar dari jenis pir lainnya. Teksturnya lembut dengan rasa yang unik.

Sayangnya, pohon yang menghasilkan buah ini telah punah. Bentuknya yang aneh membuat pohon ansault sulit ditanam di kebun buah komersial.

5. Kacang tagua

Kacang tagua berasal dari pohon palem yang dikenal sebagai palem tagua (Phytelephas macrocarpa). Pohon ini berasal dari Amerika Selatan dan dapat bertahan hidup hingga 180 tahun.

Setelah sekitar 10 tahun, pohon menghasilkan kacang tagua yang biasanya berukuran sekecil ceri. Setelah jatuh dari pohon, kacang akan mengeras selama 4-8 pekan.

Tak hanya dimakan, kacang ini sebelumnya juga digunakan untuk pembuatan barang-barang seperti kalung, patung, pipa, hingga bidak catur. Tapi, banyaknya pabrik yang beralih ke materi plastik karena alasan finansial membuat kacang ini tak lagi laku.

6. Plum murray

Buah satu ini pertama kali ditemukan di Pegunungan Davis, Texas, Amerika Serikat (AS) pada 1928 silam. Namun, sejak saat itu, buah tak lagi ditemukan.

Hanya saja, pohon plum murray hingga saat ini masih hadir secara eksklusif di Texas. Pohon bisa tumbuh setinggi 5 meter dan membentuk semak berduri yang lebat.

Hingga saat ini, penampakan buah plum murray terus menjadi legenda.

7. Medlar

Medlar merupakan buah penting di Yunani dan Roma kuno. Namun sekarang, buah ini hampir tak lagi dikenal.

Pohon medlar tumbuh lambat dan menghasilkan daun hijau tua sepanjang 7 - 15 sentimeter (cm). Buah ini merupakan pilihan makanan manis, terutama sebelum gula menjadi komoditas.

Buah ini pernah populer di Inggris dan masih digunakan oleh beberapa orang untuk membuat jeli dan minuman beralkohol.

(asr/asr)

Read Entire Article
Korea International