6 Penyebab Batu Ginjal yang Jarang Diketahui, Tak Cuma Kurang Cairan

1 hour ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Anggapan umum bahwa batu ginjal hanya disebabkan oleh kurangnya asupan cairan disanggah oleh para ahli nefrologi. Kondisi medis ini ternyata jauh lebih kompleks, melibatkan interaksi berbagai faktor internal dan eksternal tubuh.

Nephrologist Dr. Arjun Sabharwal menjelaskan bahwa risiko pembentukan batu ginjal tidak hanya berasal dari dehidrasi.

Berbagai studi besar yang terbit di jurnal-jurnal kedokteran terkemuka, seperti New England Journal of Medicine dan Nature Reviews Nephrology, menegaskan bahwa batu ginjal dipicu oleh banyak elemen yang bekerja bersamaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Batu ginjal bisa terbentuk akibat kombinasi faktor metabolik, pola makan, genetika, hingga penyakit tertentu, dan sering kali membutuhkan pemeriksaan lengkap untuk menemukan penyebab utamanya," ujar Dr. Sabharwal, dikutip dari India Times, Senin (8/12).

Dr. Sabharwal menekankan, meski kurang minum memang meningkatkan risiko, kasus batu ginjal berulang hampir selalu membutuhkan evaluasi metabolik menyeluruh, termasuk pemeriksaan urine 24 jam, untuk mengidentifikasi penyebab sebenarnya.

"Kalau batu terus muncul, jangan hanya menambah konsumsi air. Ketahui jenis batunya dan cari akar masalahnya," tegasnya.

Gejala dan Dampak Batu Ginjal

Batu ginjal dapat memicu nyeri hebat di punggung atau pinggang, disertai mual, hingga munculnya darah dalam urine (hematuria) ketika aliran urin terhambat.

Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa mengganggu fungsi ginjal secara permanen dan menurunkan kualitas hidup.

Berikut adalah enam faktor utama yang sering memicu pembentukan batu ginjal:

1. Kalsium Urine Tinggi (Hypercalciuria)

Kondisi ini dialami 30-60% penderita batu ginjal. Terjadi ketika ginjal membuang kalsium berlebihan atau usus menyerap kalsium terlalu banyak dari makanan. Kalsium berlebih ini membentuk kristal yang berkembang menjadi batu. Terapi thiazide sering digunakan untuk menurunkannya.

2. Oksalat Berlebih

 Oksalat yang berasal dari makanan tinggi seperti bayam, kacang-kacangan, cokelat, serta suplemen vitamin C, dapat berikatan dengan kalsium, membentuk batu kalsium oksalat-jenis batu yang paling umum. Masalah usus juga dapat memperparah penyerapan oksalat.

3. Citrate Rendah

Citrate adalah zat alami yang berfungsi sebagai penghambat pembentukan kristal. Kekurangan citrate dapat terjadi akibat konsumsi protein hewani berlebihan, diare kronis, kekurangan kalium, atau infeksi, yang terkait erat dengan kekambuhan batu.

4. Asam Urat dan Protein Hewani Tinggi 

Asam urat tinggi memicu 5-10% kasus batu asam urat, yang sering dikaitkan dengan konsumsi berlebihan daging merah atau makanan laut. Risiko ini meningkat pada penderita obesitas, diabetes, dan gout.

5. Garam Tinggi dan Kekurangan Kalsium Makanan

Asupan natrium (garam) yang berlebihan memaksa ginjal membuang lebih banyak kalsium. Sebaliknya, kekurangan kalsium dari makanan membuat oksalat lebih mudah terserap di usus. Ahli menyarankan asupan kalsium 1.000-1.200 mg dari makanan, bukan suplemen.

6. Penyakit, Genetika, dan Obat-obatan

Kondisi medis seperti obesitas, diabetes, gangguan tiroid, penyakit radang usus, dan infeksi saluran kemih berulang dapat mengubah komposisi urine. Faktor genetik dan riwayat keluarga juga signifikan. Penggunaan obat jangka panjang tertentu (seperti diuretik, obat migrain, atau antasida kalsium) dapat menambah risiko.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International